Blue Fire Pointer

Minggu, 21 Juni 2015

MATERI MELOMPAT DAN MELONCAT


A. Pembelajaran Teknik Awalan Atau Ancang-Ancang








B. Pembelajaran Teknik Tumpuan/tolakan








C. Pembelajaran Teknik Melayang di Udara









D. Pembelajaran Teknik Mendarat



Senin, 01 Juni 2015

Menanamkan Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar

Pada saat ini, karakter merupakan salah satu hal yang sangat jarang ditemui di masyarakat. Karena bisa dilihat dari sering ditemuinya ketidakadilan serat kebohongan yang sering dilakukan di masyarakat. Baik dari tingkat bawah hingga tingkat yang tinggi. Karakter sendiri merupakan cara berpikir serta berperilaku menjadi ciri khas setiap individu untuk hidup saling bekerja sama baik di tingkat keluarga hingga berbangsa dan bernegara. Sedangkan individu yang memiliki karakter baik yaitu individu yang selalu bisa membuat keputusan serta mau mempertanggungjawabkan dari keputusan yang diambilnya tersebut. Sebenarnya memiliki karakter yang baik sudah ada di dalam diri tiap manusia sejak lahir. Akan tetapi untuk tetap menjaga karakter tersebut tentunya harus terus menerus dibina sejak usia dini. Melalui pendidikanlah merupakan salah satu wadah yang bisa menunjang dalam pembentukan suatu karakter.

penanaman pendidikan karakter sejak dini
Pendidikan karakter di Sekolah Dasar merupakan salah satu awal dari penanaman karakter karena masih di dalam tahap perkembangan di dalam dirinya. Karena tidak bisa pungkiri bahwa pada saat ini para generasi mudah tidak mengenali dirinya sebagai bangsa yang beragam suku, kultur sosial serta budaya yang berbeda – beda. Walaupun sebenarnya semua elemen harus bertanggung jawab atas mendidik karakter para generasi penerus bangsa, keluarga tetaplah yang paling utama di dalam hal ini. Akan tetapi untuk saat ini, mungkin dari pengawasan orang tua sendiri juga mengalami kesulitan, karena banyak sekali pada saat ini para orang tua memiliki rutinitas yang padat. Maka dari itulah, pendidikan karakter juga sangat perlu diberikan di sekolah. Dimulai dari taman kanan – kanan ataupun play group.
Oleh sebab itulah peran guru juga menjadi ujung tombak, karena mereka lah yang langsung berhadapan dengan siswa, dan harus memberikan contoh yang baik dalam berperilaku. Apa lagi jika sudah masuk dalam sekolah dasar, karena pendidikan karakter di sekolah dasar juga tidak kalah pentingnya. Jika seorang guru gagal menumbuhkan karakter kepada anak didiknya, yang dikarenakan seorang guru tidak mampu menunjukkan karakter sebagai orang yang di anut. Karena menjadi seorang guru tidak selalu melulu hanya menyampaikan meteri pelajaran saja, tetapi juga harus menjadi inspirasi serta teladan bagi anak didiknya. Jika karakter seorang anak yang sudah terbentuk dari masa kecil sampai lingkungan sosial seperti contoh pada sekolah dasar, makan kelak generasi Indonesia akan menjadi generasi yang memiliki karakter sehingga menjadi penerus bangsa dengan masyarakat yang jujur, adil, dan bertanggung jawab. Seperti perkataan dari Dr. Martin Luther King yang mengatakan kalau “Intelligence plus character, that is the gol of true education”, yang berarti kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan akhir dari pendidikan yang sebenarnya.
Sedangkan pendidikan karakter sendiri yaitu sebuah pendidikan mengenai budi pekerti plus, yaitu juga terdapat beberapa aspek seperti perasaan ( feeling ), pengetahuan ( cognitive ), serta tindakan ( action ). Dan semoga tak lama lagi di setiap sekolah dasar khususnya bisa segera menerapkan pendidik karakter di masing-masing sekolah, agar ke depannya terdapat banyak generasi yang cerdas serta memiliki karakter yang sesuai dengan nilai – nilai luhur bangsa serta Negara.

Media Pembelajaran

A.    Pengertian Media Pembelajaran
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar mengajar.  Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pengajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia.
Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang media pengajaran, yang meliputi (Hamalik, 1994 : 6)
•    Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar;
•    Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan;
•    Seluk-beluk proses belajar;
•    Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan;
•    Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran;
•    Pemilihan dan penggunaan media pendidikan
•    Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan;
•    Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran;
•    Usaha inovasi dalam media pendidikan.[1]
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’.  Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.[2]
Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut Media Pembelajaran.[3]

B.     Manfaat Media Dalam Pembelajaran
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting adalah metode mengajar dan media pengajaran.  Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa.  Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.  [4]
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.  Tetapi secara lebh khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci Kemp dan Dayton (1985) misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran yaitu :

1.    Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
2.    Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
3.    Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
4.    Efisiensi dalam waktu dan tenaga
5.    Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
6.    Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja
7.    Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar
8.    Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif. [5]

C.    Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Media Pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya.  Mulai yang paling kecil sederhana dan murah hingga media yang canggih dan mahal harganya.  Ada media yang dapat dibuat oleh guru sendiri, ada media yang diproduksi pabrik.  Ada media yang sudah tersedia di lingkungan yang langsung dapat kita manfaatkan, ada pula media yang secara khusus sengaja dirancang untuk keperluan pembelajaran
Anderson (1976) mengelompokkan media menjadi 10 golongan sbb :
1.      Audio, contohnya Kaset audio, siaran radio, CD, telepon
2.      Cetak, contohnya Buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
3.      Audio-cetak, contohnya Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
4.      Proyeksi visual diam, contohnya Overhead transparansi (OHT), Film bingkai (slide)
5.      Proyeksi Audio visual diam, contohnya Film bingkai (slide) bersuara
6.      Visual gerak, contohnya Film bisu
7.      Audio Visual gerak, contohnya film gerak bersuara, video/VCD, televisi
8.      Obyek fisik, contohnya Benda nyata, model, specimen
9.      Manusia dan lingkungan, contohnya Guru, Pustakawan, Laboran
10.  Komputer, contohnya CAI (Pembelajaran berbantuan komputer), CBI (Pembelajaran berbasis komputer).[7]

D.    .Pemilihan Media Pembelajaran
Dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologi yang perlu mendapat pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media adalah sebagai berikut :
1.    Motivasi
2.    Perbedaan individual
3.    Tujuan pembelajaran
4.    Organisasi isi
5.    Persiapan sebelum belajar
6.    Emosi
7.    Partisipasi Umpan balik
8.    Penguatan (reinforcement)
9.    Latihan dan pengulangan
10.    Latihan dan pengulangan
11.    Penerapan.  [9]
DAFTAR PUSTAKA
[1] Azhar Arsyad,  Media Pengajaran, (Jakarta :  Raja Grafindo Persada, 2000) h. 2
[2] Ibid, h.3
[3] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran.  (Jakarta :  Raja Grafindo Persada, 2007). h. 4
[4] Ibid. h.15
[5] ………., Media Pembelajaran,  (Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan, 2003). h. 17
[6] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran.  (Jakarta :  Raja Grafindo Persada, 2007), h.27
[7] ………., Media Pembelajaran,  (Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan, 2003). h. 22
[8] Arief S. Sadiman, et al.  Media Pendidikan,  (Jakarta :  PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 84

[9] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran.  (Jakarta :  Raja Grafindo Persada, 2007), hal.74